BINCANG-BINCANG TENTANG MDGs
Kebal campak, cacar air atau polio? Selanjutnya, apakah rata-rata kita berumur lebih panjang?
Jawabannya?
Ya, dibandingkan 60 tahun lalu. Mereka yang lahir tahun 1960an rata-rata hanya punya harapan hidup 41 tahun. Namun anak-anak kita yang lahir pada 2007, bisa berharap untuk hidup sepanjang 68 tahun. Dulu, pada tahun 1960an, hanya sekitar 30% penduduk yang melek huruf. Kini, hampir semua remaja yang memasuki usia dewasa, paling tidak memiliki ketrampilan dasar baca tulis. Namun tentu saja masih banyak yang harus dilakukan. Jutaan penduduk masih hidup dalam kemiskinan. Sekitar seperempat dari anak-anak Indonesia pun masih kekurangan gizi. Juga terlalu banyak sekolah di negara ini yang kekurangan buku, peralatan atau guru yang kompeten. Indonesia pun masih tetap sebuah negara berkembang dan masih butuh waktu untuk mencapai standar-standar yang telah dicapai banyak negara kaya.
Berapa lama lagi?
Tergantung bidangnya. Bagi pemerintah, biasanya lebih mudah memperbaiki bidang pendidikan ketimbang kesehatan. Kemajuan dalam bidang pendidikan, umumnya berkat sekolah. Sementara perbaikan di bidang kesehatan, diperlukan lebih dari sekedar pelayanan yang efektif. Faktor lain, seperti apakah seseorang merokok, atau apakah ia memiliki pola makan baik, berperan cukup signikkan. Meskipun demikian, apapun bidangnya, sangat mungkin untuk menetapkan target dan mengupayakan pencapainnya. Misalnya, kita dapat menetapkan target bahwa setiap orang bisa mendapatkan air minum yang bersih pada tahun tertentu. Begitu pula dalam pemberantasan malaria, demam berdarah atau mengatasi banjir dan kemacetan. Tentu saja, ada hal yang pencapaiannya memerlukan waktu lebih lama dibandingkan yang lain.
Siapa yang menetapkan target-target tersebut?
Bisa siapa saja. Anda, misalnya, dapat menetapkan target untuk komunitas, sekolah, atau puskesmas di sekitar anda. Begitu pula pemerintah daerah dapat menetapkan target pembangunan pusat kesehatan baru, atau ruang kelas sekolah. Pemerintah Pusat juga dapat melakukan hal yang sama. Sebenarnya, selama ini keduanya
melakukan hal tersebut. Sebagai contoh, ada target untuk mewujudkan pendidikan dasar 9 tahun pada 2009. Dan hal yang sama juga terjadi di tingkat global, khususnya melalui kesepakatan internasional. Sejak sekitar 20 tahun terakhir telah banyak pertemuan internasional di mana Indonesia bergabung dengan negara-negara di dunia untuk menetapkan target global terkait produksi pangan, “pendidikan untuk semua” serta pemberantasan penyakit seperti malaria dan HIV/AIDS. Boleh jadi, anda belum pernah mendengarnya, namun masih banyak target yang sepantasnya menjadi sasaran bersama masyarakat dunia.
Baiklah, tapi apa urusan saya dengan berbagai hal tersebut?
Mungkin, anda merasa semua itu bukan urusan anda. Sementara negara negara anggota PBB, termasuk Indonesia, berupaya mengusung sekian banyak tujuan dan sasaran pembangunan yang belum tersosialisasikan. Pada September 2000, para pemimpin dunia bertemu di New York mengumumkan ”Deklarasi Milenium” sebagai tekad untuk menciptakan lingkungan “yang kondusif bagi pembangunan dan pengentasan kemiskinan”. Dalam rangka mewujudkan hal ini, kemudian dirumuskan 8 (delapan) Tujuan Pembangunan Milenium (Milennium Development Goals).
Hanya delapan?
Benar, hanya ada delapan tujuan umum, seperti kemiskinan, kesehatan, atau perbaikan posisi perempuan. Namun, dalam setiap tujuan terkandung “target-target” yang spesikk dan terukur. Terkait perbaikan posisi perempuan, misalnya, ditargetkan kesetaraan jumlah anak perempuan dan laki-laki yang bersekolah. Begitu pula berapa banyak perempuan yang bekerja atau yang duduk dalam parlemen. Delapan tujuan umum tersebut, mencakup kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender, angka kematian bayi, kesehatan ibu, beberapa penyakit (menular) utama, lingkungan serta permasalahan global terkait perdagangan, bantuan dan utang.
Jadi, kita sedang berupaya memberantas kemiskinan dan penyakit. Rasanya, tak mungkin tercapai.
Tapi, perlu anda ketahui bahwa semua target yang ditetapkan cukup realistis. Memang ada tujuan jangka panjang untuk memberantas kemiskinan
sampai tuntas. Namun tujuan MDGs hanya mematok target pengurangan kemiskinan menjadi separuh. Sementara untuk HIV/AIDS, tujuannya adalah meredam persebaran epidemik. Sedangkan untuk pendidikan, targetnya lebih ambisius yaitu memastikan bahwa 100% anak memperoleh pendidikan dasar 9 tahun.
Kapan semuanya ditargetkan terwujud?
Sebagian besar ditargetkan pada 2015, dengan patokan tahun 1990. Sebagai contoh, di Indonesia, proposi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 1990 berjumlah sekitar 15,1%. Pada 2015, kita harus mengurangi angka tersebut menjadi separuh, yaitu 7,5%.