Selasa, 15 Januari 2013


Presentasi pake Power Point,,. hmm.. itu saya lakukan pas bareng maen kelereng ama Firaun Ramses waktu masih abg dulu...

sekarang coba pake Prezi, biar yang liat presentasi kita, pada WOWW WOWW OWWW Jungkir jungkir.. jedot jedot pala.

www.prezi.com

Think Different, Made Different.....

Tuker tukeran jawaban tugas yuukk.... pake ini.
















          Docstoc adalah salah satu situs yang mendukung EMIS (education management information system), karena bagi anda yang tidak mempunyai software Microsoft Office Original (bajakan mah punya) atau PDF reader ini salah satu solusinya. Dokumen yang di upload bisa di embed di web anda atau blogspot sebagai informasi tambahan.

              Cara membuatnya masih sama seperti situs online storage lain, yaitu mendaftar terlebih dahulu, lalu log in dan upload.... simple kan?

online storage site

Virtual Storage selain di hosting web yang kita punya,

ziddu.com













langkah awal, anda harus register dahulu ke ziddu

lalu tampilannya akan seperti gambar diatas, klik upload file di kanan atas layout web.
browse file yang ingin anda upload.

mudahkan?

ayo memulai berbagi dari sekarang, sebelum terlambat.. (alaahh)

situs2 lain seperti:

Rapidshare
filestube
youtube


Hadiah Buat pemalas seperti Gwee... Eloo..

gravatar

Omnipage Pro 16 Portable



Satu lagi aplikasi portable yang sangat berguna:  

Omnipage Pro 16 Portable.

Omnipage adalah salah satu aplikasi OCR yaitu program yang bisa mengkonversi tulisan hasil scan menjadi tulisan yang bisa kita edit di program pengolah kata seperti Microsoft Word atau Notepad (definisi kasarnya seperti itu). Jadi kita ga per repot-repotngetik lagi bukan? Dengan hasil scanning yang semakin semakin baik kini hadir dalam bentuk portable.

Download link coming soon.
Michio Kaku (加来 道雄 Kaku Michio?, born January 24, 1947) is an American theoretical physicist, the Henry Semat Professor of Theoretical Physics in the City College of New York of City University of New York, a futurist, and a communicator and popularizer of science. He has written several books about physics and related topics; he has made frequent appearances on radio, television, and film; and he writes extensive online blogs and articles. He has written two New York Times Best Sellers, Physics of the Impossible (2008) and Physics of the Future (2011).

Early life and education

Kaku was born in San Jose, California to Japanese immigrant parents. His grandfather came to the United States to take part in the clean-up operation after the 1906 San Francisco Earthquake[citation needed]. His father was born in California but was educated in Japan and spoke little English. Both his parents were put in the Tule Lake War Relocation Center, where they met and where his two brothers were born.
At Cubberley High School in Palo Alto, Kaku assembled an atom smasher in his parents' garage for a science fair project. His admitted goal was to generate "a beam of gamma rays powerful enough to create antimatter."[1] At the National Science Fair in Albuquerque, New Mexico, he attracted the attention of physicist Edward Teller, who took Kaku as a protégé, awarding him the Hertz Engineering Scholarship. Kaku graduated summa cum laude from Harvard University in 1968 and was first in his physics class. He attended the Berkeley Radiation Laboratory at the University of California, Berkeley and received a Ph.D. in 1972, and in 1972 he held a lectureship at Princeton University.
During the Vietnam War, Kaku completed his U.S. Army basic training at Fort Benning, Georgia and his advanced individual training at Fort Lewis, Washington.[2] However, the Vietnam War ended before he was deployed as an infantryman.

Academic career

Kaku became a visiting professor at the Institute for Advanced Study in Princeton,[3] and New York University.[4] He currently holds the Henry Semat Chair and Professorship in theoretical physics at the City College of New York.[5]
Kaku has had over 70 articles published in physics journals such as Physical Review, covering topics such as superstring theory, supergravity, supersymmetry, and hadronic physics.[6] In 1974, along with Prof. Keiji Kikkawa of Osaka University, he authored the first papers describing string theory in a field form.[7][8]
Kaku is the author of several textbooks on string theory and quantum field theory.

Ribet Sama Virus ??? Cuapee deehhh....



Buat teman2 yang ribet ama virus impor atau virus pribumi, tugas numpugg ga keruan sama deadline padet kaya kedelai di tempe, coba aja pake ini :

tereereeenggg perkenalkan... anti virus gak populer tapi keren
       cyuuuss myappahh
Kali ini Cyuss.. sedod aja di link ini..

http://www.ziddu.com/download/21348899/McAfeeVirusScanEnterprise8.7i.rar.html 


semoga virus penggangu hilang.. tugas kuliah hilang.. (ngareep)...


BINCANG-BINCANG TENTANG MDGs

Kebal campak, cacar air atau polio? Selanjutnya, apakah rata-rata kita berumur lebih panjang?
Jawabannya?
Ya, dibandingkan 60 tahun lalu. Mereka yang lahir tahun 1960an rata-rata hanya punya harapan hidup 41 tahun. Namun anak-anak kita yang lahir pada 2007, bisa berharap untuk hidup sepanjang 68 tahun. Dulu, pada tahun 1960an, hanya sekitar 30% penduduk yang melek huruf. Kini, hampir semua remaja yang memasuki usia dewasa, paling tidak memiliki ketrampilan dasar baca tulis. Namun tentu saja masih banyak yang harus dilakukan. Jutaan penduduk masih hidup dalam kemiskinan. Sekitar seperempat dari anak-anak Indonesia pun masih kekurangan gizi. Juga terlalu banyak sekolah di negara ini yang kekurangan buku, peralatan atau guru yang kompeten. Indonesia pun masih tetap sebuah negara berkembang dan masih butuh waktu untuk mencapai standar-standar yang telah dicapai banyak negara kaya.
Berapa lama lagi?
Tergantung bidangnya. Bagi pemerintah, biasanya lebih mudah memperbaiki bidang pendidikan ketimbang kesehatan. Kemajuan dalam bidang pendidikan, umumnya berkat sekolah. Sementara perbaikan di bidang kesehatan, diperlukan lebih dari sekedar pelayanan yang efektif. Faktor lain, seperti apakah seseorang merokok, atau apakah ia memiliki pola makan baik, berperan cukup signikkan. Meskipun demikian, apapun bidangnya, sangat mungkin untuk menetapkan target dan mengupayakan pencapainnya. Misalnya, kita dapat menetapkan target bahwa setiap orang bisa mendapatkan air minum yang bersih pada tahun tertentu. Begitu pula dalam pemberantasan malaria, demam berdarah atau mengatasi banjir dan kemacetan. Tentu saja, ada hal yang pencapaiannya memerlukan waktu lebih lama dibandingkan yang lain.
Siapa yang menetapkan target-target tersebut?
Bisa siapa saja. Anda, misalnya, dapat menetapkan target untuk komunitas, sekolah, atau puskesmas di sekitar anda. Begitu pula pemerintah daerah dapat menetapkan target pembangunan pusat kesehatan baru, atau ruang kelas sekolah. Pemerintah Pusat juga dapat melakukan hal yang sama. Sebenarnya, selama ini keduanya
melakukan hal tersebut. Sebagai contoh, ada target untuk mewujudkan pendidikan dasar 9 tahun pada 2009. Dan hal yang sama juga terjadi di tingkat global, khususnya melalui kesepakatan internasional. Sejak sekitar 20 tahun terakhir telah banyak pertemuan internasional di mana Indonesia bergabung dengan negara-negara di dunia untuk menetapkan target global terkait produksi pangan, “pendidikan untuk semua” serta pemberantasan penyakit seperti malaria dan HIV/AIDS. Boleh jadi, anda belum pernah mendengarnya, namun masih banyak target yang sepantasnya menjadi sasaran bersama masyarakat dunia.
Baiklah, tapi apa urusan saya dengan berbagai hal tersebut?
Mungkin, anda merasa semua itu bukan urusan anda. Sementara negara negara anggota PBB, termasuk Indonesia, berupaya mengusung sekian banyak tujuan dan sasaran pembangunan yang belum tersosialisasikan. Pada September 2000, para pemimpin dunia bertemu di New York mengumumkan ”Deklarasi Milenium” sebagai tekad untuk menciptakan lingkungan “yang kondusif bagi pembangunan dan pengentasan kemiskinan”. Dalam rangka mewujudkan hal ini, kemudian dirumuskan 8 (delapan) Tujuan Pembangunan Milenium (Milennium Development Goals).
Hanya delapan?
Benar, hanya ada delapan tujuan umum, seperti kemiskinan, kesehatan, atau perbaikan posisi perempuan.    Namun, dalam setiap tujuan terkandung “target-target” yang spesikk dan terukur. Terkait perbaikan posisi perempuan, misalnya, ditargetkan kesetaraan jumlah anak perempuan dan laki-laki yang bersekolah. Begitu pula berapa banyak perempuan yang bekerja atau yang duduk dalam parlemen. Delapan tujuan umum tersebut, mencakup kemiskinan, pendidikan, kesetaraan gender, angka kematian bayi, kesehatan ibu, beberapa penyakit (menular) utama, lingkungan serta permasalahan global terkait perdagangan, bantuan dan utang.
Jadi, kita sedang berupaya memberantas kemiskinan dan penyakit. Rasanya, tak mungkin tercapai.
Tapi, perlu anda ketahui bahwa semua target yang ditetapkan cukup realistis. Memang ada tujuan jangka panjang untuk memberantas kemiskinan
sampai tuntas. Namun tujuan MDGs hanya mematok target pengurangan kemiskinan menjadi separuh. Sementara untuk HIV/AIDS, tujuannya adalah meredam persebaran epidemik. Sedangkan untuk pendidikan, targetnya lebih ambisius yaitu memastikan bahwa 100% anak memperoleh pendidikan dasar 9 tahun.
Kapan semuanya ditargetkan terwujud?
Sebagian besar ditargetkan pada 2015, dengan patokan tahun 1990. Sebagai contoh, di Indonesia, proposi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 1990 berjumlah sekitar 15,1%. Pada 2015, kita harus mengurangi angka tersebut menjadi separuh, yaitu 7,5%.